Selasa, 15 April 2014

Prosedur Pengklasifikasian Makhluk Hidup
Pengelompokan makhluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki berbagai makhluk hidup tersebut. Jika ada beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang akan dikelompokkan, maka hewan yang memiliki persamaan ciri, dijadikan satu kelompok. Misalnya domba dan sapi satu kelompok mamalia karena memiliki persamaan ciri, yakni memiliki rambut pada kulitnya, dan hewan betinanya memiliki kelenjar susu. Suatu kelompok akan terbentuk dari berbagai jenis hewan yang memiliki persamaan ciri tubuh. Hewan yang memiliki ciri berbeda membentuk kelompok lain. Langkah selanjutnya pemberian nama untuk setiap kelompok makhluk hidup.
Berikut adalah dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup:
a.       Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimilikinya
b.      Klasifikasi makhluk hodup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam tubuh (anatomi)
c.       Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara hidupnya.

Tata Nama Makhluk Hidup
Menurut para sainstis khususnya biologis, nama memiliki arti yang penting. Nama sangat berfungsi dalam hal penyampaian informasi, selain itu juga untuk memudahkan penelusuran dalam hal lokasi ditemukannya makhluk hidup itu. Contoh: Bos javanicus menunjukkan lokasi ditemukannya spesies tersebut. Nama (nama ilmiah) juga dapat menunjukkan siapa penemu spesies tersebut dan juga karakteristik dari spesies yang ditemukan. Contoh Solanum nigrum menunjukkan karakteristik dari spesies tumbuhan tersebut yang memiliki buah berwarna hitam. Semua naskah ilmu pengetahuan hingga abad ke-18 masih menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa para ilmuwan, Pemberian namanyapun masih panjang-panjang (polinomial) contoh “Sambucus caule arboreo ramose floribus umbellatis” yang artinya tumbuhan Sambucus dengan batang berkayu yang bercabang-cabang dengan bunga berbentuk payung. Namun sejak Carolus Linnaeus (1707- 1778) memperkenalkan sistem penulisan baru, polinomial diubah menjadi binomial dan hingga kini masih dipergunakan. Prinsip utama binomial Carolus Linnaeus bagi tumbuhan maupun hewan dan mikroorganisme lainnya adalah:
a. Menggunakan bahasa Latin.
b. Menggunakan kategori.
c. Menggunakan dua kata.
Contoh Panthera pardus, Zea mays, Amoeba proteus, Entamoeba coli dan lain-lain. Selain nama ilmiah yang diberikan para ahli, juga dikenal nama daerah (nama biasa) yang berbeda sesuai dengan nama dan bersifat setempat atau lokal (local name). Namun nama lokal belum dapat dijadikan patokan. Oleh karena itu disusunlah nama ilmiah yang diatur oleh ICBN (International Code of Botanical Nomenclature) untuk tumbuhan, dan ICZN (International Code of Zoological Nomenclature) untuk hewan. Dalam pengelompokan dan pemberian nama makhluk hidup didasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki, dan diterapkan sistem-sistem tertentu sehingga muncul istilah sistematika. Sampai saat ini dikenal 3 (tiga) sistem klasifikasi yaitu:
a.       Sistem alami; takson yang terbentuk merupakan anggota-anggota yang sewajarnya diklasifikasikan dalam satu kelompok seperti dikehendaki oleh alam, terutama berdasarkan ciri-ciri morfologinya.
b.      Sistem artifisial; pengelompokan berdasarkan tujuan praktis misalnya tumbuhan obat-obatan.
c.       Sistem filogenetis; pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan dan urutan perkembangan makhluk hidup menurut sejarah filogenetiknya. Muncul setelah berkembangnya teori evolusi.
Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokan dalam kelompok besar hingga kelompok kecil yang disebut takson. Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu itu adalah: Kingdom (dunia), filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan), Class (kelas), ordo (bangsa), famili (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan ini didasarkan atas persamaan ciri yang paling umum kemudian makin ke bawah persamaan ciri makin khusus serta perbedaan ciri makin kecil.

      1.            Kriteria Klasifikasi Tumbuhan
Dalam mengklasifikasikan tumbuhan, kriteria yang perlu diperhatikan adalah:
a.       Uniseluler atau multiseluler.
b.      Organ perkembangbiakannya.
c.       Habitus tumbuhan waktu hidup, tegak, menjalar atau merambat
d.      Struktur jaringan pengangkutnya.
e.       Tipe stelenya, protostele atau sifonostele.
f.       Bentuk dan ukuran daun.
g.      Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif).
h.      Biji, bunga, buah. Ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk menentukan keprimitifan suatu tumbuhan.
Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memperhatikan beberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan, misalnya:
a.       Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga.
b.      Habitus/perawakan tumbuhan waktu hidup, apakah tegak, menjalar atau merambat
c.       Bentuk dan ukuran daun,
d.      Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif)

      2.            Kriteria Klasifikasi Hewan
Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam mengklasifikasikan hewan para ahli juga mengklasifikasikan dengan melihat kriteria berikut ini.
a.       Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum punya saluran pencernaan makanan. Sedang hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus.
b.      Kerangka (skeleton), apakah kerangka di luar tubuh (eksoskleton) atau di dalam tubuh (endoskeleton).
c.       Anggota gerak, apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki.

      3.            Kunci determinasi
Kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi:
a.       Kunci harus dikotomi.
b.      Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik,
contoh:
• Tumbuhan berumah satu....
• Tumbuhan berumah dua ....
c.       Kedua pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian bisa diterima dan yang lain ditolak.
d.      Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang besifat relatif dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.
e.       Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati.
f.       Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
g.      Setiap kuplet diberi nomor.
h.      Buat kalimat pertanyaan yang pendek.

0 komentar:

Posting Komentar